Pengamat Intelijen Herman Ibrahim yakin bom buku yang dialamatkan kepada Ulil Abshar Abdala, Gories Mere dan Yapto Suryosumarno bukanlah dari kelompok Islam yang dituding radikal tetapi dari intelijen negara. Tujuannya untuk mengalihkan isu yang mendera pemerintah.
“Kalau itu dari kelompok radikal, itu bodoh sekali!” tegas Herman kepada mediaumat.com, Kamis (17/3). Karena hal itu akan menjatuhkan reputasi kelompok tersebut dan pencitraburukan terhadap perjuangan Islam.
Menurutnya, kalau memang niat, Ulil dapat dengan mudah ditusuk, selesai. Tidak pakai acara bom buku peringatan segala, sehingga membuat heboh media massa, tetapi Ulilnya tidak apa-apa.
Menurutnya, kuat dugaan bahwa intelijen negara tengah menjalankan operasi intelijen penggalangan untuk merubah persepsi masyarakat terhadap pemerintah.
“Operasi ini mirip Opsus Ali Murtopo dan petrus Beni Murdani,” ujarnya. Operasi yang dijalankan di era Soeharto untuk mengangat citra pemerintah dengan mengkambinghitamkan, menjebak, dan membunuh karakter kelompok-kelompok perjuangan Islam. Baca lebih lanjut