Tata Dunia Baru – New World Order

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya di Universitas Harvard, AS, 29 September 2009 menyatakan AS dan Indonesia dapat berperanan untuk menciptakan kembali tata dunia baru. Selengkapnya mengenai pidato bersejarah SBY ini, simak liputan VOA Indonesia berikut.

Apa itu Tata Dunia Baru? Simak beberapa keterangan di bawah ini:

“Illuminati dapat ditelusuri hingga ribuan tahun ke belakang di Sumeria, Babilonia, Mesir, dan lebih jauh menuju masa yang kita sebut pra-sejarah. Selama berabad-abad mereka tak henti-hentinya bekerja untuk memusatkan kekuasaan dunia dan menyelesaikan ‘Pekerjaan Besar’ mereka yaitu kediktatoran global. Di balik setiap peristiwa dunia yang tampak acak, telah ada jaringan rahasia Illuminati untuk berbagi pengetahuan tersembunyi yang belum pernah diketahui oleh seluruh manusia. Jaringan ini dikendalikan oleh garis darah kuno yang saling menikah dan cabang-cabangnya, yang kini dipimpin oleh 13 ‘keluarga elit’, yang tersusun dalam hirarki DNA. Keluarga ini meliputi Rothschilds, Rockefellers, Keluarga Lorraine, Habsburgs, dan dinasti Thurn und Taxis dari Bergamo.” – David Icke, “Tales from the Time Loop”

Agenda para anggota garis darah ini, “Pekerjaan Besar” mereka, tak lain adalah menguasai dunia, yang secara eksoteris disebut “New World Order” oleh banyak politisi dan pengarang buku-buku Masonik. Old World Order ditandai dengan negara-negara kerajaan yang memiliki angkatan perang, mata uang logam dengan nilai tetap. New World Order ditandai dengan adanya Satu Pemerintahan Dunia, tanpa perbatasan, dengan satu tentara dunia, satu pengadilan dunia, dan satu mata uang dunia berbasis kredit tanpa uang tunai yang dikelola melalui microchip.

“New World Order bukan sebuah ‘konspirasi’ dalam pengertiannya yang paling keras – ini adalah agenda. Agenda ini disusun oleh elit kekuasaan yang berpikir bahwa mereka memiliki hak ketuhanan untuk merampas kendali total pada kehidupan Anda. Tapi siapa ‘mereka’? Siapa ‘elit kekuasaan’ itu? PBB, Uni Eropa, Council on Foreign Relations, Bilderberg Group, Trilateral Commission, Rockefellers, Rothschilds, Royal Institute of International Affairs, Club of Rome. Daftar ini terus memanjang dan sudah banyak buku yang ditulis yang menceritakan sejarah kelompok-kelompok tersebut serta bagaimana mereka saling berhubungan… Agenda itu adalah konsolidasi dan pemusatan kekuasaan ke dalam genggaman Pemerintahan Dunia yang meliputi semua hal. Sistem ini akan berkembang dari Uni Eropa (sudah ada di tempatnya), Uni Amerika (dimulai dari NAFTA), dan Uni Asia. Jika 3 model ini sudah eksis, mereka akan dipersatukan untuk membangun Satu Pemerintahan Dunia.” – Paul Joseph Watson, “Order Out of Chaos”

“Saya tekankan bahwa saya sedang menyingkapkan sebuah Agenda, bukan hanya konspirasi. Baca lebih lanjut

Fenomena “Jama’ah Islamiyah”

Berikut wawancara bersama panglima Laskar Jihad Ja’far Umar Thalib terkait kerusuhan di Poso:

Ustadz mungkin bisa sedikit cerita tentang awal konflik Poso sampai tertangkapnya DPO (daftar pencarian orang) kemarin?

Ustadz : Saya akan sampaikan di sini sebatas apa yang saya ketahui yaitu dari sisi pandangan ideologis tentang pemahaman yang menjadi dasar untuk kemudian orang-orang di bawah pengaruh Abu Bakr Ba’asyir ini melakukan tindakan-tindakan pengacauan di Poso. Kami datang di Poso pertama kali dengan bendera Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jama’ah pada tahun 2001, kami datang ke Poso dengan permintaan dari kaum muslimin di Poso, tokoh-tokoh muslimin di Poso yang terus menerus menghubungi kami untuk meminta kedatangan kami di sana.

Bisa di sebutkan siapa saja dari tokoh muslimin yang menghubungi Ustadz untuk meminta Ustadz datang ke sana?

Ustadz : Antara lain Abdul Qadir Al ‘Amri dan beberapa orang yang lainnya. Kemudian kita datang dengan personil sebanyak 500 orang ke Poso untuk melakukan upaya pembelaan terhadap kaum muslimin yang terdesak oleh serangan-serangan dari pihak komunitas Kristen pada kerusuhan Poso jilid tiga. Kami Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jama’ah bukan organisasi gelap, akan tetapi kami betul-betul organisasi resmi dan Forum Komunikasi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang merupakan payung organisasi Laskar Jihad itu terdaftar di departemen dalam negeri ketika awal pembentukkannya pada tahun. 2000. Akhirnya kami melakukan upaya dakwah di Poso yakni menerangkan agama sekaligus pembelaan terhadap muslimin langsung di garis depan berhadapan dengan komunitas Kristen. Dan di saat itulah kami melihat adanya fenomena-fenomena penolakan terhadap keberadaan kami dari segelintir orang dari kalangan muslimin Poso yang terpengaruh oleh pemahaman Abu Bakr Ba’asyir ini, sampai bahkan mereka menulis dengan cat pilox di jalan aspal di kota Poso dengan tulisan “keluarkan LJ dari Poso” .

Kami pelajari kenapa mereka melakukan penolakan itu, ternyata memang mereka sudah menuduh dan menyimpulkan bahwa Laskar Jihad itu adalah organisasi bentukkan pemerintah Indonesia yang merupakan kaki tangan Amerika, sehingga mereka pun menganggap kami ini musuh dan kami di anggap sebagai intel atau istilah bahasa arabnya jasus. Dan itu sempat di publikasikan di kalangan muslimin Poso pada tahun. 2001. Sempat pula ketika saya datang ke Poso tahun. 2001 itu, saya di pertemukan oleh beberapa komponen masyarakat Poso, dengan saudara Adnan Arsal yakni di rumah salah seorang warga di Poso, dan pertemuan itu tidak berhasil karena Adnan Arsal meninggalkan tempat pertemuan dengan marah dan membanting kertas meniggalkan pertemuan dengan caci makian terhadap saya. Baca lebih lanjut

Mantan Illuminati: Pengalaman Mendekati Kematian

Published on: July 9, 2001 [Melati Pandanwangi mengulang akses kembali dan terhitung 16 Maret 2011: ACCESS IS DENIED DUE TO SECURITY POLICY ENFORCEMENT
by: Svali Waldrop

Near Death Programming

(**Catatan: konten artikel ini membicarakan “traumatic programming” disertai detail-detailnya, dan dapat sangat memicu bagi korban yang pernah menjalani jenis penyimpangan ini. Jika Anda pernah menjadi salah satu korban, tolong jangan membacanya tanpa didampingi orang yang terpercaya, atau disertai ahli terapi Anda).

Ini adalah bagian dari seri reguler mengenai “complex programming” yang saya tulis sebagai garis besar untuk sekuel buku pertama saya, “Breaking the Chain“. Dalam artikel ini, saya akan mendiskusikan salah satu bentuk “traumatic programming” yang mungkin pernah dialami oleh korban. Programming ini melibatkan penggunaan Near Death Experiences.

Illuminati telah mempelajari neurophysiology manusia selama bertahun-tahun, dan efek “traumatic conditioning” terhadap otak dan jiwa manusia. Dalam pencarian mereka terhadap metode-metode “ingraining programming” yang lebih baik dan dapat diandalkan, mereka telah memanfaatkan hasil riset dari berbagai sumber: badan pemerintah, rezim totalitarian, dan eksperimen mereka sendiri yang berjalan secara terus-menerus (dan rahasia). Baca lebih lanjut

Wawancara Mantan Illuminati [17]: Matrix

Q: Svali, bisakah Anda jelaskan apa kekuatan dan kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh otak, apa yang pernah Anda lihat dan dengar ketika masih menjadi bagian dari Illuminati? Saya yakin “photographic memory” hanyalah salah satu bagian?

Svali: Penelitian menunjukkan bahwa kita hanya menggunakan sebagian kecil dari kemampuan otak, Illuminati dan kelompok mistik lainnya sangat sadar akan hal ini. Inilah alasan mengapa program stimulasi dan training sengaja dijalankan, yaitu untuk mendorong anak-anak untuk mulai menggunakan “sisa porsi” otak yang belum digunakan.

Photographic memory dikembangkan dalam keadaan tak sadarkan diri. Seseorang dalam hipnose akan dapat mengingat secara sempurna mengenai suatu kejadian, dan detail seputar kejadian itu. Otak tidak pernah menghilangkan memori, maksudnya adalah bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kita memfilter informasi agar hanya menjalankan fungsi normal, jika tidak, pikiran kita akan diserang, dan kita akan terganggu.

Induksi hipnotis dapat mengesampingkan filter ini jika sugesti ditanamkan. Orang tersebut kemudian “mendownload” informasi dan detailnya kepada trainer. Kemampuan lain yang dapat dikembangkan termasuk:
Mempelajari bahasa asing: anak-anak diajari tiga, empat, lima bahasa atau lebih, berdasarkan bakat mereka.
Kekuatan fisik: anak-anak dapat lebih kuat melakukan sesuatu dibanding anak-anak normal seusianya.
Kemampuan fisik: ini dianggap sebagai aset berharga, dan berpengaruh. Baca lebih lanjut

Wawancara Mantan Illuminati [16]: Pria Bersenjata yang Sendirian

[Catatan Editor] Peringatan: bagian ini mengandung beberapa deskripsi grafis mengenai training pembunuhan dan penyiksaan brutal yang dilakukan terhadap anak-anak oleh Illuminati. Svali telah meminta saya mengedit bagian tersebut, tapi saya memutuskan untuk membiarkan detail deskripsinya tetap utuh.

Q: Svali, saat Anda mendengar berita-berita mengenai seseorang yang disebut ‘pria bersenjata yang sendirian’, sangat tolol, seperti Timothy McVeigh, Lee Harvey Oswald, Sirhan Sirhan, John Hinkley (Reagan assassin), Eric Harris & Dylan Klebold (Columbine High School) – dan saya yakin Anda dapat memberi kami lebih banyak contoh – bagaimana perasaan Anda mengenai hal ini? Banyak dari pembunuh ini yang memiliki link kepada militer, baik langsung maupun melalui keluarga mereka, dan dirumorkan menjadi budak mindcontrol, McVeigh bahkan diduga ditanami sebuah chip.

Apa pendapat Anda dalam hal ini, apakah mungkin orang-orang ini merupakan budak mindcontrol dan bisakah Anda memberikan penjelasan seberapa mudah (atau sulit) untuk menciptakan budak mindcontrol yang sempurna dan bagaimana mereka dilatih dan dikendalikan? Apa tanda-tanda atau petunjuk yang dapat menunjukkan bahwa tindak kriminal ini mungkin saja merupakan mindcontrol? Baca lebih lanjut